MENILAI RISIKO YANG DIHADAPI DALAM PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Penilaian risiko
direncanakan dilakukan untuk setiap tingkatan, baik tingkat unit kerja, atau kegiatan.
Untuk dapat menggambarkan risiko yang dihadapi dalam pencapaian tujuan dan sasaran, dilakukan
langkah-langkah berikut:
No
|
Tahapan Kerja
Menilai Risiko yang
Dihadapi dalam Pencapaian Tujuan dan Sasaran
|
Pihak Terlibat
|
Output
|
|
Fasilitator
|
Partisipan
|
|||
1
|
Persiapan Penilaian Risiko
|
√
|
√
|
Kesepakatan lingkup, peserta, peran internal auditor,
skala dampak/ kemungkinan risiko, selera risiko
|
2
|
Pemilihan tujuan kegiatan yang relevan
|
√
|
√
|
Daftar tujuan relevan yang akan direviu
|
3
|
Penilaian Risiko
· Menetapkan
kriteria dan skala dampak dan
kemungkinan
· Mengenali/identifikasi
risiko
· Menganalisis
risiko tersebut
· Memvalidasi
risiko
· Memutuskan
cara menanggapi risiko
|
√
|
√
|
Kriteria dan skala dampak dan kemungkinan
Daftar risiko
Peta risiko
Daftar risiko tervalidasi
|
|
1. Persiapan Penilaian Risiko
Sebelum
proses penilaian risiko dimulai, perlu dilaksanakan diskusi mendalam antara
fasilitator dan manajemen, untuk mendapatkan komitmen, dan sekaligus menegaskan
hal-hal berikut:
(1) Ruang
lingkup/bagian yang akan disertakan dalam reviu
(2) Peserta/hadirin
(3) Peran
Aparat Pengawasan Internal Pemerintah dalam proses penilaian risiko (terutama
jika bimtek dilakukan untuk juga membantu APIP menjalankan peran penguatan
efektivitas penyelenggaraan SPIP)
(4) Waktu
proses penilaian risiko
(5) Kriteria
dan skala Dampak dan Kemungkinan yang akan digunakan.
Fasilitator dapat mengajukan rumusan tentang kriteria
ini, dan meminta masukan kepada pihak manajemen untuk menyempurnakannya, atau
merumuskan keseluruhannya secara bersama-sama dengan pihak manajemen sesuai
dengan kebutuhan instansi yang direviu. Sangat dianjurkan menggunakan tingkatan
skala genap untuk
menghindarkan kecenderungan dipilihnya nilai tengah, yang membuat pemrioritasan
risiko nantinya menjadi lebih sulit.
(6) Selera
Risiko (risk appetite) manajemen,
yaitu tingkat risiko yang dapat diterima oleh suatu organisasi dalam mengejar
nilai yang ditetapkan
Masalah
yang disepakati perlu dituangkan
dalam suatu dokumen kesepakatan. Tools yang dapat
digunakan dalam tahap ini adalah daftar butir-butir bahan pembahasan persiapan
penilaian risiko. Lihat contoh tools
pada Lampiran 8a, 8b dan 9.
2. Pemilihan Tujuan yang Relevan
Titik
awal dari setiap proses memahami risiko adalah untuk terlebih dahulu memahami
tujuan dari bagian yang direviu. Tujuan
yang dipertimbangkan harus diselaraskan dengan ruang lingkup yang disepakati untuk
direviu, apakah itu keseluruhan entitas, bagian dari unit kegiatan, fungsi
tunggal, aktivitas, atau proses. Untuk itu, sebelum penilaian risiko dilakukan,
fasilitator meminta manajemen untuk menetapkan
tujuan relevan yang akan direviu dari tujuan-tujuan yang telah teridentifikasi.
Identifikasi/ inventarisasi tujuan dilakukan sebagaimana diuraikan di muka.
Daftar
tujuan yang akan dievaluasi mengacu kepada daftar tujuan yang telah
teridentifikasi dalam Lampiran 4.
3. Penilaian Risiko
Kegiatan penilaian risiko terdiri dari kegiatan rinci untuk mengenali, menganalisis,
memvalidasi dan memutuskan cara menanggapi risiko dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:
(1) Mengenali/identifikasi risiko (berdasarkan tujuan
yang terkonfirmasi)
Tahapan
ini dilaksanakan untuk mengenali berbagai risiko
yang mengancam pencapaian tujuan. Risiko yang dikenali merupakan kejadian yang tidak pasti,
yang mungkin terjadi atau tidak terjadi di masa depan. Bisa
saja pengenalan risiko tersebut berangkat dari permasalahan yang terjadi saat
ini, yang tingkat keterjadiannya tetap dapat berlanjut pada masa yang akan
datang.
Apabila proses identifikasi risiko dilakukan secara
mandiri dengan difasilitasi oleh fasilitator yang independen, maka metode kelompok diskusi terfokus
merupakan cara yang dapat digunakan. Dalam pelaksanaan diskusi ini, tim
fasilitator mengarahkan peserta untuk mengenali kemungkinan-kemungkinan risiko
yang dapat terjadi pada unit atau kegiatan yang mereka kelola sesuai dengan
ruang lingkup yang telah disepakati sebelumnya. Tim fasilitator dapat
mengarahkan peserta untuk mengenali
kemungkinan-kemungkinan tersebut, dengan meminta mereka untuk mengurai setiap proses yang dilaksanakan dalam rangkaian
aktivitas yang berjalan saat ini. Berdasarkan hal tersebut, kepada peserta
diminta untuk mengidentifikasi
kejadian-kejadian negatif yang mungkin timbul dalam suatu proses, dan
mendiskusikan apakah kejadian itu memenuhi kriteria sebagai risiko atau bukan. Pada
tahap identifikasi risiko, juga menggali informasi mengenai atribut terkait
risiko, yaitu pemilik risiko, penerima dampak risiko, penyebab risiko, dan
dampak risiko.
Hasil diskusi adalah kesepakatan tentang sejumlah risiko,
untuk kemudian dianalisis pada tahap berikutnya. Apabila
pada tahap identifikasi risiko ditemukan risiko-risiko yang berada di luar
pengendalian unit yang dibimbing, fasilitator agar mengarahkan peserta untuk membuat
daftar risiko tersebut untuk kemudian meminta pimpinan unit yang dibimbing
menyampaikan daftar tersebut kepada pihak/ unit yang lebih tinggi.
Tools yang dapat digunakan dalam
tahap ini adalah daftar butir-butir yang perlu didiskusikan/ digali dan
formulir identifikasi risiko (Lampiran 10 dan 11).
(2) Menganalisis risiko (terkait
dengan dampak dan kemungkinan)
Setelah
sejumlah risiko dikenali dan disepakati, langkah berikutnya adalah menganalisis risiko-risiko tersebut
dalam kaitan dengan dampak dan kemungkinan terjadinya. Proses penilaian mandiri melalui kelompok diskusi
terfokus dapat dilanjutkan untuk menganailisis risiko. Pada tahapan ini
fasilitator mengarahkan peserta untuk memberikan nilai terhadap dampak dan
kemungkinan atas risiko-risiko yang teridentifikasi. Penilaian ini mengikuti
kriteria dan skala penilaian terhadap dampak dan
kemungkinan yang telah disepakati sebelumnya. Selanjutnya fasilitator membimtek peserta untuk melakukan
pemberian skor atas setiap risiko yang teridentifikasi berdasarkan dampak dan
kemungkinannya atau dengan menggambarkan risiko-risiko tersebut dalam peta
risiko. Skor untuk setiap dampak dan kemungkinan pada
masing-masing risiko merupakan rata-rata penilaian yang diberikan dari seluruh
peserta. Yang perlu diperhatikan oleh fasilitator adalah, bahwa meskipun metode
ini bersifat kualitatif, namun penting untuk mengingatkan peserta agar
memberikan penilaian seobjektif mungkin berdasarkan pemahaman mereka terhadap
proses dan aktivitas yang dikelola, dikaitkan dengan urgensitas dari risiko
yang dikenali.
Terhadap
risiko yang teridentifikasi yang berada di luar pengendalian unit yang
dibimbing, mintakan peserta diskusi untuk tetap melakukan antisipasi dampak
yang mungkin timbul.
Tools yang dapat digunakan dalam
tahap ini adalah formulir kriteria dan skala kemungkinan dan dampak, formulir
analisis risiko, serta bagan peta risiko (Lihat Lampiran 12, 13, dan 14).
(3) Memvalidasi risiko
(berdasarkan hasil analisis)
Setelah
setiap risiko yang dikenali diskor dampak dan kemungkinannya, fasilitator memngarahkan peserta bimtek untuk melakukan
pemeringkatan risiko berdasarkan perkalian
antara skor dampak dan kemungkinan, atau berdasarkan
gambaran risiko-risiko tersebut dalam peta/matriks
risiko. Fasilitator dan peserta diskusi terfokus kemudian
mengomunikasikan hasil
penilaian risiko ini kepada pimpinan instansi untuk memperoleh perspektif
pimpinan sekaligus validasi terhadap risiko yang telah diidentifikasi dan
diperingkatkan. Pandangan pimpinan menjadi penting karena posisinya sebagai
pemilik risiko, dan hal ini merupakan unsur yang menentukan risiko akhir yang
disepakati.
Tools yang dapat digunakan dalam
tahap ini adalah peta risiko dan lembar validasi (Lihat Lampiran 14).
(4) Memutuskan cara menanggapi
risiko (Respon terhadap risiko)
Tahap berikutnya adalah menentukan respon terhadap risiko
sesuai selera risiko pihak manajemen. Risiko yang besarannya berada diluar selera risiko, per definisi
akan memerlukan aktivitas mitigasi risiko yang cukup.
Jika risiko diprioritaskan dengan menggunakan skor risiko, selera risiko harus
ditetapkan sebagai besaran dimana skor risiko diatas besaran tersebut tidak
dapat diterima. Jika risiko diprioritaskan dengan menggunakan peta risiko, selera
risiko digambarkan sebagai sebuah garis diagonal dimana risiko yang berada di
atas dan kanan garis, akan dipertimbangkan sebagai risiko yang tidak dapat
diterima. Fasilitator dapat memfasilitasi suatu diskusi diantara
unsur pimpinan untuk menetapkan suatu keputusan respon yang tepat terhadap
suatu risiko.
Pada setiap risiko/ permasalahan, tindakan akan
diperlukan baik untuk menurunkan kemungkinan (ex-ante) atau dampak (ex-post
measure), atau keduanya, sehingga skor risikonya menurun, atau posisi
risiko di peta risiko bergeser ke bawah garis selera risiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar